MCNU Sidoraharjo | KEDAMEAN – Dalam waktu hanya dua bulan setelah kepengurusan baru terbentuk, NU Care-LAZISNU MWCNU Kedamean langsung tancap gas dengan menggelar Madrasah Amil angkatan XII. Kegiatan yang dipusatkan di MTs Ihya’ul Ulum Banyuurip, Kedamean, pada Ahad (31/8), diikuti 93 peserta dari Lembaga,Banom MWCNU dan 16 ranting NU se-Kecamatan Kedamean. Mereka terdiri dari pengurus harian hingga jajaran pengurus LAZISNU di tingkat ranting.
Ketua LAZISNU Kedamean, Achmad Ali, menegaskan bahwa Madrasah Amil ini merupakan proses penting untuk membekali para pengurus agar lebih profesional dalam mengelola zakat, infak, dan sedekah (ZIS).
“Jangan sampai kita hanya berpikir menyalurkan bantuan dalam bentuk konsumtif atau karitas. Lebih dari itu, kita harus mengarahkan gerakan amil ke pemberdayaan, sehingga dana ZIS bisa produktif dan mampu mengubah mustahik menjadi muzakki,” ujarnya.

Antusiasme seluruh peserta Madrasah Amil Angkatan XII NU Care – Lazisnu MWC Kedamen,Peserta dari unsur Lembaga Banom dan 16 Ranting NU Se wilayah Kedamean | Dok.NU Care Lazisnu Kedamean.
Semangat serupa juga disampaikan Ketua Tanfidziyah MWCNU Kedamean, Ustaz Abd. Wakid. Ia mengapresiasi langkah cepat pengurus baru dengan langsung menyelenggarakan Madrasah Amil serta menjalin MoU dengan ISTAZ Al Azhar Menganti berupa progam Biayasiswa kuliah dan PKBM Lestari berupa biayasiswa Progam paket A B dan C melalui Lazisnu MWCNU Kedamean. “Kalau LAZISNU bisa berjalan maksimal, maka jamaah akan terawat dan semangat berjam’iyah di NU semakin kuat,” tegasnya dengan nada penuh semangat.
Acara tersebut juga diwarnai penandatanganan MoU yang dilakukan secara bergantian, disaksikan oleh Rois Syuriah MWCNU Kedamean bersama jajaran. Suasana semakin hidup saat para peserta aktif berdiskusi dengan narasumber yang berkompeten, di antaranya Sekretaris LAZISNU PWNU Jawa Timur, Kepala dan Sekretaris LAZISNU PCNU Gresik, serta perwakilan LBMNU PCNU Gresik.
|Baca Juga|
Sekretaris LAZISNU PWNU Jatim, Boenawi Rofi’i, berharap gerakan zakat di Kedamean bisa menjadi role model di Kabupaten Gresik. “Jika ranting-rantingnya bergerak, maka gerakan zakat akan lebih mudah berkembang. Zakat produktif harus dijalankan, agar benar-benar memberikan pemberdayaan bagi jamaah NU,” ungkapnya.
Kegiatan yang berlangsung hingga sore hari itu ditutup dengan komitmen tindak lanjut dari seluruh peserta. Harapannya, ilmu yang diperoleh tidak berhenti di forum, melainkan dipraktikkan langsung dalam pengelolaan LAZISNU di ranting masing-masing.
Penulis : Rozi
Editor: Ali