MCNU Sidoraharjo – Selama dua hari penuh, 8-9 Februari 2025, lantunan doa, dzikir, dan shalawat menggema di Gedung Terpadu NU Sidoraharjo. Dalam suasana penuh khidmad, Pengurus Ranting NU Sidoraharjo bersama para alumni santri Gus Mu’adi, seluruh badan otonom (Banom) NU, serta masyarakat menggelar peringatan Hari Lahir Nahdlatul Ulama (Harlah NU) ke-102, Haul Gus Mu’adi ke-13, serta Haul Sesepuh Desa Sidoraharjo.

Sejak pagi, lantunan ayat suci Al-Qur’an menggema. Khataman Al-Qur’an Bil Qhoib menjadi pembuka rangkaian acara. Malamnya, suasana semakin syahdu mendengar lantunan syair-syair cinta kepada Rasulullah SAW, dengan digelarnya acara Lailatul Hadrah, ISHARI NU Jawa Timur.

|Baca Juga|

Menjalankan Amanah Organisasi: Melaksanakan Intruksi PBNU Memeriahkan Harlah NU ke-102 Tahun

Kegiatan pada hari kedua diawali dengan Khotmil Qur’an Bin Nadhor, yang dilanjutkan dengan temu alumni santri Gus Mu’adi. Momentum ini menjadi ajang silaturahmi serta refleksi perjuangan Gus Mu’adi, “Saya meyakini bahwasannya Gus Mu’adi masih hidup dan melihat para santrinya.” tutur H. Abdul Wahib yang merupakan santri senior angkatan 1980.

Usai temu alumni, dilakukan ziarah ke makam Gus Mu’adi serta Ziaroh ke Makam para sesepuh dan pendiri NU di Desa Sidoraharjo, di antaranya Kyai Abdul Ghoni, Kyai M. Toha, Kyai Ngali, Gus Mu’adi, dan tokoh-tokoh pendiri NU lainnya. Menjelang sore, Khotmil Qur’an kembali digemakan oleh Fatayat dan Muslimat NU Ranting Sidoraharjo.

Puncak acara berlangsung pada malam hari, yakni pengajian umum bersama KH. Ahmad Zainal Mustofa dari Gresik dan KH. M. Nizam As-Shofa dari Sidoarjo. Para jama’ah hadir dalam pengajian ini untuk mendengarkan tausiyah penyejuk hati dan memperkuat nilai-nilai keislaman serta ke-NU-an.

Dua hari yang sarat makna ini adalah bukti bahwa NU tetap tegak berdiri sebagai penjaga Islam Ahlussunnah wal Jama’ah. Nilai-nilai luhur para ulama terdahulu terus diwariskan kepada para generasi penerus mengalir dalam setiap perjuangan.

Penulis: Putri Dwi Yanti