MEDIA CENTER HORIZONTAL
Friday, 27 December 2024

Menilik Makna Do’a Kanjeng Nabi Setelah I’tikaf Dan Sholat Fajar

MCNU Sidoraharjo | Rijalul Ansor, Sering kali kita berdoa kepada Allah SWT. akan tetapi pernahkah kita melihat bagaimana cara dan apa saja yang di minta kanjeng Nabi Muhammad kepada Allah ketika beliau berdoa.

Bertepatan dalam kegiatan rutin Rijalul Ansor Sidoraharjo, Selasa (11/07/2023). Ustad Suwaji selaku pengampu kitab Bidayatul Hidayah karangan Syaikhul islam Imam Ghazali berkesempatan membedah doa kanjeng Nabi Muhammad yang pernah di baca beliau setelah itikaf dan sholat sunnah fajar di dalam masjid. Dalam penggalan doanya, beliau membaca doa “Allahummaah inni Asaluka Sobron i’nda Qadai wal Fauza i’nda liqoi” yang ketika di terjemah artinya ” Ya Allah aku mohon kepadamu kesabaran menerima kepastianmu dan kebahagiaan ketika bertemu denganmu”.

Menarik sekali ketika kita mau membedah lebih dalam terkait apa yang diminta kanjeng Nabi ketika beliau berdoa kepada Allah. Yakni beliau meminta kesabaran menerima kepastian yang baik dan buruk padahal beliaulah orang yang paling sabar menjemput takdir dan kepastiannya. Dan terlebih lagi beliau juga meminta kenikmatan kebahagian ketika bertemu dengan Allah dalam doanya ketika rata dari kita sebagai umatnya meminta kenikmatan yang lain.

Kalau kita mau menilik lebih dalam apa yang diminta kanjeng Nabi ini, kita bisa belajar banyak hal penting salah satunya perihal mengajarkan kita bahwa kita harus siap dan mau menerima ketika sedang di uji dengan kepastian atau nasib yang buruk dan baik karena kalau kita tidak sabar terkadang kondisi yang menurut kita baik justru malah membuat kita lalai kepada Allah dzat yang memberi dan justru apabila ketika bersabar ketika sedang di uji dengan nasib sial atau buruk justru kita ingat kepada Allah. Dalam hal ini beliau kanjeng Nabi Muhammad mengajarkan bahwasanya bersabar dan berkhusnudzon baik kepada Allh sangat perlu di minta bagi umatnya.

Selanjutnya dalam doanya beliau juga meminta “Kenikmatan kebahagiaan bertemu dengan Allah” Di saat umatnya tenggelam dalam meminta, memilih dan bahkan tenggelam dalam kenikmatan yang lain dan justru malah kenikmatan tersebut menjauhkan kepada tujuan sebenarnya untuk dekat dan bertemu Allah.

Bayangkan saja ketika kita ditakdirkan masuk surga dan kita bisa merasakan semua kenikmatan yang ada di surga akan tetapi kita tidak bertemu dengan pemiliknya Allah, ini sepertihalnya kita sedang bertamu kerumah seseorang dan merasakan apa yang sudah di suguhkan di ruang tamu tapi tidak bertemu dengan pemilik rumahnya.

Penulis : Ahmad Zuhdi Yazid
Editor: Achmad Ali

Berikan Komentar

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan
Alamat email Anda tidak akan ditampilkan