Kajian Islam | MCNU Sidoraharjo – Dalam setiap perjuangan untuk mewujudkan impian besar, ada komponen penting yang tidak dapat diabaikan. Banyak yang menyampaikan dalil Qur’an dan Hadist, tapi perlu diketahui bahwa berjuang tidak cukup dengan dalil tapi butuh pengalaman. Ketika kita memulai langkah awal, mungkin terasa seperti sebuah perjalanan yang jauh dan penuh dengan tantangan. Namun, dengan saling bersilaturahmi dan berdiskusi, kita memiliki kesempatan untuk mengumpulkan pengalaman berharga dari mereka yang telah terlibat dalam berbagai pembangunan yang serupa, seperti ketika Kyai Mulyadi mengawali pembangunan pondok pesantren di Menganti, yang awalnya hanya tujuh santri.
Dalam perjalanan hidup, kita juga dapat merenungkan kisah seorang sahabat Rasulullah SAW, Abu Bakrah. Suatu hari, Abu Bakrah berangkat berperang. Saat itu, istrinya menangis karena persediaan makanan di rumah sudah habis. Di tengah kesedihan itu, anak mereka juga menangis karena kelaparan yang mereka rasakan. Untuk menenangkan anaknya, sang istri memasak batu, berpura-pura bahwa itu adalah makanan.
Melihat istrinya menangis dan keadaan yang sulit, Abu Bakrah merasa sedih dan bingung. Ia pun memutuskan untuk mendatangi Rasulullah SAW. Rasulullah SAW menganjurkan kepada Abu Bakrah agar membaca doa “Hasbunallah wa ni’mal wakil” yang artinya “Cukuplah Allah menjadi penolong kami, Dia adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong”. Rasulullah SAW juga memberinya nasehat untuk tetap berangkat perang dengan keyakinan bahwa Allah SWT akan memberikan rezeki dan kemudahan bagi keluarganya
Atas izin allah, tiba-tiba wadah yang sebelumnya kosong di rumah Abu Bakrah mulai mengeluarkan gandum hingga meluber. Melihat kejadian tersebut, sang istri Abu Bakrah memanggil anaknya untuk memanggil ayahnya di masjid. Abu Bakrah kemudian pergi ke Rasulullah SAW untuk bertanya tentang keadaan di rumahnya.
“Andaikan wadah itu tidak dibuka, maka gandum itu akan terus keluar sampai hari kiamat.”
Masyaallah, pun sama ketika melakukan pembangunan Gedung Terpadu NU Sidoraharjo ini, kita harus yakin atas kuasa Allah SWT. Ikhtiyar kita semua nyambung sanad, melalui bangunan ini merupakan sanad Rohani kepada Mbah Hasyim Asy’ari, Mbah Hasyim itu penerus perjuangan Wali Songo,kita bukan sanak bukan kadang tapi kita disambungkan ke wali songo melalui jalur Jam’iyah Nahdaltul Ulama.
Penulis : Putri Dwi Yanti
Editor: Achmad Ali